NEORAGO, PABOYA.. [HYOHYUK FF]



Author : ELF_911
Genre : Romance
Main Cast : Eunhyuk SJ and Hyoyeon SNSD
Other Cast : SM Family and Park Gyuri KARA
Disclaimer : please, jangan copy tanpa full credit.. thanks

====================================================
~Eunhyuk POV~

aku adalah seorang artis dari SM Entertainment dan anggota dari Super Junior dengan julukan Dancing Machine.. aku punya banyak sunbae dan hoobae dalam perusahaan, karena training kami yang terbilang lama dan panjang, kami sudah seperti keluarga, sehingga tidak ada istilah sunbaenim maupun uri hoobae, tapi oppa maupun onnie maupun nuna dan juga hyung.. kami memang merindukan keluarga kami dirumah, tapi kami masih punya keluarga lain yang peduli pada kami, SM family..

saat paling menyenangkan untuk kumpul bersama adalah saat - saat latihan untuk SM Town Concert maupun saat SM Town concert itu sendiri.. kami tertawa bersama, berlatih bersama, makan bareng, dll..

salah satu hoobae kesayanganku adalah Kim Hyoyeon.. dia pandai menari dan juga suka bercanda.. tapi hal yang paling menyebalkan darinya adalah dia selalu berusaha menjodohkanku dengan banyak yeoja yang tidak kuinginkan.. 

seperti sekarang ini.. kami sedang makan siang berdua disalah satu cafe fave kami saat tiba - tiba seorang yeoja muncul dan memperkenalkan diri, "choneun Park Gyuri imnida..", sudah tidak terhitung berapa kali Hyoyeon berusaha untuk mendekatkanku dengan berbagai macam yeoja, yang semuanya mulai menghindar begitu aku berkata, "aku sedang menyukai seseorang..".. selalu seperti itu.. dan setelah yeoja - yeoja itu menghindar, Hyoyeon akan datang kepadaku dan memarahiku, "oppa gimana sie?? ada yeoja yang mau mendekati oppa kenapa malah dijauhin?? oppa bilang apa sie ke mereka, kok mereka semua menghindar??", saat Hyoyeon berkata seperti itu biasanya hanya kutanggapi dengan kata - kata, "tidak tahu..", atau, "aku tidak berkata apa - apa kok..", sehingga membuat dia marah dan tidak akan bicara denganku paling tidak 1 atau 2 hari..

hal seperti ini sudah biasa terjadi.. sehingga terkadang aku ingin meminta pada Hyoyeon untuk menghentikannya.. aku sudah menyukai seseorang, kalau dia bisa membuat yeoja itu suka padaku akan lebih berguna dari pada mengenalkanku pada yeoja - yeoja lain yang tidak kuinginkan dan mau mengenalku karena aku adalah seorang artis tenar (PD GILA OPPA..)

~Kantor SM - Dance Studio~

"okay.. latihan hari ini sampai disini saja.. kita akan berlatih lagie bersama besok pagi - pagi, jadi kalian bisa istirahat sebelum pembukaan SM Town lusa.. arraseo??", seru pelatih pada kami semua..

"ne..", koor semua anggota SM..

setelah mengangguk, pelatih keluar meninggalkan kami sendiri yang sudah sangat kelelahan, aku, Hyoyeon, Donghae, Yuri, Taemin, Victoria, Krystal, Yunho dan BoA..

"hei Hyo.. bagaimana dengan proyekmu mengenalkan Hyukkie dengan teman - temanmu??", tanya BoA saat kami masih berbaring kelelahan di dance studio..

"YA.. KIM HYOYEON, kau memberitahu semua orang soal mengenalkanku dengan semua yeoja itu??", tanyaku berang..

Hyeyeon tampak kaget mendengarku marah.. begitu juga dengan yang lain..

"tidak semua orang.. aku hanya minta pendapat pada beberapa orang termasuk BoA onnie..", jawabnya dengan tampang bingung..

"SUDAHLAH LUPAKAN SAJA..", teriakku sambil berlari keluar dari ruang latihan.. aku terus berlari hingga atap SM.. disana aku berteriak sekencang mungkin, aku benar - benar marah.. marah pada diriku sendiri dan Hyoyeon.. "kenapa kau sangat bodoh sie??", tanyaku pada diriku sendiri..

"karena kau tidak mau memberitahu dia, pabo..", jawab seseorang.. ternyata Donghae..

"apa yang kau lakukan disini sendirian dan berteriak, hah?? kau mau membuat semua security SM naik kesini karena panik?? dan apa yang terjadi tadi??", tanyanya panjang lebar..

"sudahlah aku sedang tidak ingin membahasnya..", saat aku menjawabnya, hp ku berbunyi.. dari little Taemin..

"yomseoyo??", jawabku..

"hyung.. cepat kembali.. Hyo nuna menangis..", seru Taemin sebelum menutup telpon tanpa menunggu jawabanku..

mukaku langsung memucat.. "siapa itu??", tanya Donghae..

aku langsung berlari kembali kearah dance studio.. disana semua orang masih ada, sedang mengerumuni Hyoyeon yang sedang menangis.. aku terpaku menatap airmatanya..

aku melangkah kearah Hyoyeon, menarik tangannya dan, "ayo ikut aku..", dia hanya menurut..

~Kembali ke atap SM~

aku menyuruhnya duduk di salah satu kursi yang ada disitu, sementara aku sendiri berlutut dihadapannya dan menyandarkan kepalaku di lututnya..

"oppa..", katanya masih dengan isak tangis yang tidak kunjung berhenti..

"sebentar.. sebentar saja.. tunggu sebentar..", kataku sambil mengumpulkan semua keberanianku..

lama kami terdiam, akhirnya aku mengangkat kepalaku dan, "Kim Hyoyeon.. aku tidak tahu kenapa kau salalu berusaha mengenalkanku dengan semua yeoja yang kau kenal.. tapi aku tahu satu hal, dan hal ini selalu kuberitahukan kepada yeoja - yeoja itu, aku mencintai seseorang.. aku mencintainya sejak lama..", jelasku panjang lebar..

"siapa oppa?? kenapa kau tidak pernah bilang padaku??", tangisnya berhenti.. tapi ada yang lain dimatanya, kaget dan juga sedih..

"orang itu kau.. pabo..", kataku mantab.. Hyoyeon hanya menatapku tidak percaya.. 

"jeongmal??", tanyanya tidak percaya..

"ne.. aku sudah mencintaimu sangat lama.. tapi aku terlalu pengecut untuk mengakuinya hingga  kau muncul dengan ide gila untuk menjodohkanku..", kataku mulai tersenyum saat menjawab pertanyaannya yang terakhir..

"aku juga oppa..", katanya refleks dan langsung menutup mulutnya begitu menyadari apa yang dia katakan..

"jeongmal??", gantian aku yang tidak percaya.. dia hanya mengangguk malu.. aku langsung memeluknya..

"aku sangat mencintaimu..", bisikku.. wajah kami yang sangat dekat membuatku ingin menciumnya.. tapi dia menghentikanku..

"oppa tidak sedang bercanda kan??", tanyanya dengan tampang khawatir..

aku hanya cemberut mendengar pertanyaannya.. "aku akan membuktikannya..", aku langsung menciumnya lama, ciuman pertama kami.. mukanya langsung merah begitu kami selesai berciuman.. "aku sangat mencintaiku Hyo Hyo..", kataku..

"aku juga sangat mencintai Hyukjae oppa..", katanya..
====================================================
tiba - tiba dapet ide buat nulis FF kayak gini, awalnya sie bingung mau milih couple yang mana.. tapi akhirnya milih HyoHyuk.. mudah2an kalian suka..

dan buat yang ud baca.. makasih y..
mohon kritik dan hinaannya ya chingu.. Gomapgo..
kl bisa colom Reaction - nya tolong diisi y..

Jeongmal Kamsahamnida..
God Bless us..


OUR LOVE STORY [MINSTAL FF PART 2/2]



Author : ELF_911
Genre : Romance
Main Cast : Minho SHINEe and Krystal F(x)
Other Cast : Siwon SJ, Kibum SJ,  Donghae SJ, Hankyung SJ,  Eunhyuk SJ, Tiffany SNSD, Yoona SNSD, Jessica SNSD, Sooyoung SNSD, Hyoyeon SNSD, Taemin SHINEe and Sulli F(x)
Previous FF : Our Love Story Part 1
Disclaimer : please, jangan copy tanpa full credit.. thanks
==================================================

~Krystal POV~
Dalam Perjalanan Pulang Dari Bandara [thn. 2026]

"Omma.. Appa bakalan dinas sampai kapan??", tanya Yoogeun setelah kami mengantar Minho ke bandara.. 

aku hanya tersenyum, "mudah - mudahan tidak lama.. memang kenapa?? namja kecil Omma sudah kangen y sama Appanya??", tanyaku iseng..

"bukan.. minggu lalu kan Appa cerita tentang Appa dan Omma.. tapi belum selesai.. sekarang Appa malah dinas keluar kota..", jawabnya sambil memberengut.. aigoo kyeowo..

"memang Appa certa sampai mana??", tanyaku lagie penasaran..

"sampai ke Eunhyuk ahjussi yang selalu berusaha mendekati Hyoyeon ahjumma.. dan juga Appa yang mulai sibuk dengan persiapan pesta dansa..", jawab Yoogeun polos.. "gimana kalau Omma saja yang lanjutkan.. aku belum pernah mendengar cerita versi Omma..", tiba - tiba mukanya yang memberengut berubah antusias.. giliran aku yang bingung..

"boleh.. mumpung lagie macet Omma ceritakan, tapi tidak boleh mengganggu Omma kalau sedang menyetir.. arraseo??", seruku.. Yoogeun hanya mengangguk-angguk setuju.. #lutuebanget

"baiklah.. mulai darimana y?? tadi Yoogeun bilang kalau Appa cerita terakhir saat persiapan pesta dansa Natal??", Yoogeun hanya mengangguk mendengar pertanyaanku.. "waktu itu Appamu sebagai panitia, anggota OSIS dan juga tugas - tugas sekolahnya sendiri, menjadi sangat sibuk.. sebulan sebelum pesta dansa, Appamu bahkan tidak punya waktu untuk hangout bersama dengan kami..", Yoogeun hanya tersenyum saat aku mulai bercerita..

Di Rumah Keluarga Choi [November thn. 2009]

"Sulli-ya.. oppamu sibuk banget y??", tanyaku saat sedang mengerjakan tugas berdua Sulli dikamarnya..

"maksudmu??", tanya Sulli balik tanpa melihat kearahku.. dia masih sibuk dengan rajutan syal yang ingin dia berikan sebagai hadiah natal kepada sang kekasih, Taemin..

"pesta dansa Natal kan tinggal sebentar lagie.. masa dia tidak pernah ada waktu sie buat hang out sama kita rame - rame..", jelasku..

"oh.. maksudmu Minho oppa?? aku kira berbicara tentang Siwon oppa.. kalau Minho oppa mah.. jangankan ngumpul rame - rame.. setiap hari itu kerjanya pulang larut malam saat semua orang sudah selelsai makan dan hanya makanan buat dia aj yang tersisa diatas meja.. lalu sebelum semua orang bangun pagi - pagi, dia sudah berangkat.. entah apa yang dia kerjakan..", jawab Sulli kesal.. "kenapa tiba - tiba nanya??", tanya Sulli dengan senyum sungringah.. 

"tidak kenapa-napa..", jawabku..

lama kami tidak berbicara, aku melirik kearah Sulli dan dia sedang menatapku dengan tatapan curiga..

"wae??", tanya..

"apa yang kau rahasiakan dariku??", tanyanya dan masih dengan tampang curiga..

"tidak ada.. tidak ada yang kurahasiakan darimu..", seruku kesal.. tapi aku bisa merasakan mukaku memanas, hal yang selalu terjadi jika aku tidak jujur..

"SEE.. SEE.. mukamu memerah.. kau berbohong.. cepat bilang.. apa yang kau rahasiakan dariku??", teriak Sulli antusias.. aku hanya diam dan tidak menanggapi kata - katanya..

"baiklah kau tidak harus mengatakannya padaku.. cukup mengangguk kalau benar..", pintanya..

"SIRO..", bentakku.. aku tahu walau dibentak seperti apapun, Sulli tidak akan menyerah.. itulah salah satu kelebihan Sulli, karena dibesarkan dengan 3 orang kakak yang jago dalam berbagai bidang, Sulli harus berusaha untuk lebih baik.. 

akhirnya aku setuju dengan permintaannya setelah 15 menit dia menatapku dengan puppy eyes yang mirip banget dengan Yoona onnie.. "pasti belajar dari Yoona onnie", gerutuku dalam hati..

"tenang saja, aku hanya punya satu pertanyaan..", seru Sulli penuh kemenangan.. 

"kalau tahu cuma 1, sudah dari tadi kekabulkan, supaya kau tidak menggangguku lagie..", kataku kesal..

"apakah kau menyukai Minho oppa??", tanya Sulli to-the-point.. aku langsung terkesiap mendengar kata - katanya.. 

"kenapa kau bisa berpikir seperti itu??", tanyaku penasaran..

"sudah jawab saja dulu.. iya atau tidak?? mengangguk atau menggeleng..", tanyanya masih dengan sangat antusias..

lama aku berpikir dan akhirnya aku mengangguk.. toh Sulli adalah sahabatku.. reaksi Sulli sangat tidak terduga.. dia langsung melompat kegirangan.. Sulli berlari keliling kamarnya sambil berteriak, "hore.. hore.." dan juga berguling ditempat tidur dan dikarpet..

"aku sudah tahu.. aku sudah bisa menebak..", katanya dengan napas terengah - engah setelah berhenti berlari mengelilingi kamar..

"apanya??", tanyaku..

"kau dan Minho oppa.. aku sudah menduga sejak awal.. kau pasti tidak akan luput dari pesona oppaku yang itu.. dan kalian memang terlihat sangat cocok berdua..", katanya masih terengah - engah..

"apa sie yang kau bicarakan?? aku hanya penasaran oppamu kenapa tidak pernah hang-out dengan kita lagie..", jawabku berasalan..

"hah sudahlah jangan bercanda.. aku akan berusaha hingga kalian berdua jadian.. AKU BERJANJI..", sekarang gantian aku memandang Sulli tidak percaya, saat dia bilang akan berusaha hingga kami berdua jadian, aku lebih tidak percaya lagie..

Di Rumah Keluarga Choi [Desember 2009 => sehari sebelum pesta dansa..]

setelah kumpul bersama ditempat Sulli terakhir kali, aku sudah lama tidak ke rumahnya.. tapi sekarang aku menginap dirumahnya, untuk mempersiapkan diri kepesta..

"so.. gaun, check.. sepatu, check.. anting, check.. kalung, check.. apalagie y??", tanya Sulli sambil mengecek satu persatu barangnya..

"tas?? gelang??", usulku..

"gelang, sudah, ada di atas meja rias.. kalau tas.. aku hanya punya warna coklat dan putih, yang cocok dengan gaunku, bagusan yang mana??", tanyanya sambil menunjukkan kedua tasnya padaku..

aku menunjuk yang putih, dia hanya tersenyum.. "sama seperti perkiraanku..", jawab Sulli..

"sudahlah.. ayo kita tidur, besok pagi - pagi kita harus kesalon sebelum antriannya membuat kita ketiduran.. dan juga kau harus berdandan yang cantik.. arraseo??", aku hanya mengangguk karena dari tadi aku sudah menguap, tapi aku masih ingin membaca, sehingga aku membiarkan Sulli tertidur duluan..

setelah selesai membaca buku, aku mencoba untuk tidur.. sedikit lagie uda pulas, tiba - tiba seseorang menggedor pintu dan berteriak, "Sulli.. Sulli.. buka pintu cepetan.. bantu oppa sebentar..", ternyata Minho oppa.. pelan - pelan aku melangkah ke pintu dan membukanya..

"oppa.. Sulli sudah tertidur dari tadi.. oppa perlu bantuan apa??", tanyaku.. mukanya terlihat kaget saat melihatku keluar.. setelah lama terdiam, Minho oppa akhirnya menjawab, "kau dan Sulli sama - sama dari ikut ekskul melukis kan??"

aku hanya mengangguk, "baiklah bisakah kau membantuku.. orang yang seharusnya melukis background panggung sedang sakit.. jadi aku hanya bisa minta Sulli atau kau..", pintanya dengan muka berharap..

"aku saja oppa.. Sulli sudah tertidur dari tadi..", jawabku cepat..

"baiklah.. peralatan melukis lengkap disana, jadi ambil jaketmu, kita ke sekolah sekarang..", seru Minho yang langsung membuatku kaget..

"sekarang oppa?? sekolah??", tanyaku kaget..

"iya dan cepat.. kita tidak punya banyak waktu..", kata Minho oppa yang sudah berbalik menuju garasi.. tiba - tiba Minho oppa berbalik, "Krystal.. gomawo..", katanya sambil tersenyum sangat manis..

aku membeku memandang senyumnya.. saat aku mendapatkan kembali akal sehatku, aku masuk dan mengambil jaket yang pertama aku temukan dalam tas yang kubawa dan juga hp dan dompet.. ternyata Minho oppa membawaku ke sekolah naik motornya.. aaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh, senang banget.. semalaman kami begadang untuk melukis background panggung.. Minho oppa melakukan semua instruksi yang kuberikan juga menemaniku semalaman, hanya kami berdua dan beberapa teman Minho oppa yang lalu lalang mengurus hal lain..

tanpa terasa, matahari sudah bersinar dengan indahnya.. kurang lebih 8 jam kami lewati bersama melukis atau lebih tepatnya mewarnai background panggung.. 

"ah cantiknya..", seruku saat melihat background panggung yang ditutupi hasil karyaku dan Minho oppa..

"ya sangat cantik..", sahut Minho oppa.. "okay.. aku antar kau pulang sebentar lagie.. tapi aku kebelakang sebentar y.. mau ngecek tugas yang lain..", lanjutnya sambil berjalan ke belakang panggung..

tidak sampai 5 menit, Minho oppa sudah kembali dan mengantarkanku pulang.. sampai dirumahnya, Sulli sudah menunggu kami dengan muka kesal yang aku tahu dibuat - buat..

"kalian dari mana saja??", tanyanya tajam..

aku langsung ngeloyor masuk dan membiarkan Minho oppa yang menjelaskan.. aku sempat tertidur 1 - 2 jam, hingga Sulli masuk kekamar dan membangunkanku, "waktunya ke salon, princess.."

kami langsung berangkat begitu aku siap.. disana kami didandani dan juga rambut kami dibentuk.. tanpa terasa sejam lagie acara pesta dansa natal akan dimulai..

"aaaahh.. akhirnya selesai juga..", seru Sulli yang keluar dari kamar ganti dengan gaunnya yang menutupi seluruh kakinya..

kami berdua dijemput oleh Siwon oppa dan Tiffany onnie.. "wah.. kalian berdua cantik sekali dengan gaun seperti itu..", seru Tiffany onnie yang juga mengenakan dress.. tapi dress bunga selutut yang berwarna putih.. 

dipintu masuk, kami berdua mendaftar dan disodorkan dua buah topeng emas.. "buat apa ini??", tanya Sulli kepada si penerima tamu..

"untuk dipakai.. jangan bilang kalian tidak tahu kalau pesta dansa tahun ini memakai topeng??", tanya si penerima tamu balik..

"tidak tahu..", jawab kami serempak.. "sudahlah.. pakai saja dan cepat masuk..", katanya sambil mendorong kami berdua supaya masuk kedalam hall..

"bagaimana kita bisa mengenali Minho oppa kalau kita semua memakai topeng??", seru Sulli kesal..

"sudahlah.. nanti saja kita pikirkan masalah itu.. ayo kita berkeliling..", kataku menarik tangan Sulli untuk berkeliling dan melihat kedaan pesta..

saat kami sudah setengah mengelilingi hall, seseorang yang aku kenali mengajak Sulli berdansa, Taemin.. akupun mengarah ke meja kue.. disana sudah ada pasangan Siwon oppa - Tiffany onniie, Kibum oppa - Yoona onnie, Hankyung oppa - Sooyoung onnie dan Donghae oppa - Jessica onnie.. juga Hyoyeon onnie yang tampak melihat kesal pada seseorang, Eunhyukie oppa.. aku hanya tersenyum saat melihat tampang Hyoyeon onnie yang tampak jengah dengan tingkah Eunhyuk.. walau Eunhyuk kelihatan tampan, dia hanya menundukkan kepalanya sejak awal acara dan menghabiskan semua makanan dan minuman dihadapannya..

aku akhirnya bergabung dengan mereka dan mengobrol.. tidak lama kemudian, mereka juga ikutan turun dan berdansa dan meninggalkan aku berdua dengan Hyoyeon onnie.. seseorang yang tidak kukenal mengajakku berdansa, awalnya aku ingin menemani Hyoyeon onnie, "sudah sana.. aku tidak apa - apa sendiri..", kata Hyoyeon onnie sambil tersenyum..

"kau terlihat cantik..", puji orang yang mengajakku berdansa.. ternyata Minho oppa.. dia hanya tersenyum saat melihat muka kagetku.. "kenapa??", tanyanya..

"tidak kenapa - napa.. hanya kaget saja oppa punya waktu buat berdansa, aku kira oppa sedang sibuk dengan urusan panitia sekarang..", jawabku..

kami berdansa lama.. kurang lebih 2 lagu.. Minho oppa menahan tanganku saat aku ingin menyingkir setelah sebuah lagu selesai..

"nanti lanjut lagie oppa.. aku ingin minum sebentar..", kataku menjelaskan..

"sebentar saja.. hanya disini aku punya keberanian..", katanya.. lagu berubah menjadi lagu yang lebih sendu.. tubuh Minho oppa mendekat dan memelukku.. 

"Krystal.. aku suka padamu.. kamu mau g jadi pacarku??", aku langsung menatap matanya tidak percaya..  "benarkah oppa??", tanyaku benar - benar tidak percaya.. belum sempat aku mendengar jawaban Minho oppa, pandanganku menjadi kabur.. dan aku tidak sadarkan diri..

"aku dimana??", tanyaku saat aku bangun diatas tempat tidur diruangan yang tidak aku kenal.. disini tidak ada siapa - siapa kecuali Minho oppa.. dia tidur disisi tempat tidur yang aku tiduri.. rupanya bukan hanya aku yang capek.. dia juga..

sepelan mungkin aku membelai kepalanya, rambutnya.. rasanya sangat tidak nyata, melihat Minho oppa tertidur disampingku.. dan aku tidak tahu kata - kata suka yang tadi Minho oppa ucapkan ada didalam mimpi atau kenyataan..

tiba - tiba Minho oppa tersadar.. "hei.. kau tidak apa - apa?? mau kuambilkan sesuatu??", tanya Minho oppa.. 

aku hanya terdiam.. Minho oppa menjulurkan segelas air putih kepadaku..

"mungkin kau masih mau istirahat, aku tunggu diluar saja okay..", ujarnya sambil melangkah keluar..

"oppa..", panggilku saat Minho oppa sudah mencapai pintu.. "hmm..", jawabnya..

"aku tidak tahu apakah aku bermimpi atau tidak.. tapi kalau yang tadi oppa katakan itu nyata, aku mau..", kataku senyum muka yang pasti sudah sangat merah.. 

"benarkah??", tanya Minho oppa yang gantian tidak percaya dengan kata - kataku.. aku hanya mengangguk karena tidak sanggup melihat mukanya.. Minho oppa melangkah cepat ketempat tidur dan langsung memelukku.. "gomawo.. aku janji aku akan membahagiakanmu..", janjinya.. akupun balas memeluknya..

Minho oppa melepas pelukannya dan wajahnya mendekat.. aku tahu, dia pasti mau menciumku, tapi..

"tunggu sebentar Choi Minho.. siapa bilang kau bisa mendapat ijin semudah itu??", tiba - tiba onnieku, Jessica onnie masuk dengan rombongannya + Taemin dan Sulli.. semuanya kecuali Jess onnie terlihat tersenyum mendukung.. 

tapi tidak dengan Jess on, "sekarang bilang.. siapa yang mengijinkanmu??", bentaknya..

"onnie apa - apaan sie??", kataku.. aku benar - benar malu dengan tingkahnya..

"sudah kau diam dan istirahat saja..", bentak onnieku..

"enak saja.. waktu onnie jadian dengan Hae oppa, aku tidak protes.. kenapa sekarang onnie harus mengurus hidupku sie??", bentakku balik pada onnieku..

belum sempat onnieku membalas, Minho oppa berdiri ditenagh kami berdua.. "nuna mianhe.. aku tahu aku salah tidak meminta ijin terlebih dahulu.. jeongmal mianhe.. tapi bolehkah aku pacaran dengan yeodongsaengmu??", tanya Minho oppa..

Jess onnie tampak menilai dan berpikir.. tiba - tiba senyumnya mengembang.. "kenapa tidak?? aku memang berharap Krystal akan memilihmu ketimbang namja - namja aneh yang tidak kukenal..dan kita akan menjadi keluarga besar..", katanya sambil memeluk Minho oppa dan juga memelukku..

sekarang aku tahu kenapa yang lain tidak bereaksi, rupanya ini hanya ujian buat kami berdua.. dasar mereka ini..

Rumah [thn. 2026] 

"nah sudah sampai.. ayo jagoan ibu.. kita harus turun dari mobil..", kataku..

"tapi Omma.. kan ceritanya belum selesai.. bagaimana dengan Eunhyuk ahjussi dan Hyoyeon ahjumma??", katanya bersikeras..

"nanti akan Appa lanjutkan kalau Appa pulang.. sekarang kau harus turun dari mobil.. atau Umma tidak bisa masuk dan memasak.. nanti malah kita tidak bisa makan siang..", jawabku..

"baiklah.. tapi kalau Appa tidak cerita saat Appa pulang.. Umma yang harus cerita.. yakseok??", pintanya sambil menjulurkan kelingking..

"iya.. Umma janji.. sekarang ayo turun dan bantu Umma memasak.. okay..", "okay..", jawabnya..

kamipun mulai memasak..
====================================================
makasih ud baca cerita aku.. ini lanjutan FF Our Love Story Part 1.. nanti akan ada bonus FF-nya, bukan part 3.. tapi tentang salah seorang cast, dua orang maksud aku yang ceritain tapi masih gantung.. nanti aku lanjutin di bonus FF.. mudah2an cepet selesai.. 

dan kalau ff part 2 ini tidak sesuai harapan, saya minta maaf..

mohon kritik dan hinaannya ya chingu..
kalo bisa ngisi colom Reaction di bawah.. Gomapgo..

Jeongmal Kamsahamnida..

HAHYO / SECRET COUPLE FF COMPILASI [Ha Dong Hoon and Song Ji Hyo]


Annyeong Reader.. author tahu kalau ni blog buat Super Generation lover, tapi kali ini aku mau posting FF tentang Secret Couple atau HaHyo Couple dari Running Man.. 
dari 11 FF ada 9 FF yang bukan buatan author ELF_911, author cuma nyusun beberapa FF yang uda ada menjadi  sebuah FF yang lebih panjang..  cuma FF no. 9 dan no. 11 aj yang buatan author ELF_911 dan maaf sebelumnya kalau gabungan Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia..
mudah - mudahan kalian suka..
Selamat Membaca..
====================================================


he picked up the phone
“oh hyung, annyeong”
“dong hoon- ah” said jae suk from the other line
“nae hyung”
“are you monitoring RM today?” he sounded serious
“annee-jo, i’m at my restaurant right now. wae hyung?”
“you had that smile again”
“…”
what the..
“haha yah…” now with a hint of laugh in his voice
omo.. he’s opening up that topic again
“wh- what smile?” feigning innocence
“you know, that smile whenever you talk to her, the one i pointed out to you before”
“you see too much hyung. it was nothing”
“true. but that doesn’t mean i see wrong. tell me dong hoon what’s up?”
“nothing hyung.. like what i said before. nothing”
“your action says otherwise. how long have i known you?”
he really is unyeilding. and truth's are he knows him well.
“too long. what do i have to do to prove to you it’s nothing.”
“you don’t have to prove anything. just don’t deny it. i’m trying to help you here. you’re a precious dongsaeng after all”
“i know you mean well hyung. thank you really. but it’s nothing.”
“…”
“hyung.. really”
“you just have to admit it to yourself. everyone else can see, but you”
“who else?”
“wait for me. i’m going there anyways”
“wait hyung.. who else? does she know?”
“why you wanna know?”
“because.. should i not know?!” in defense
“you seemed concerned” he’s laughing now. mocking him.
“hyung tell me!” why does this makes him agitated?
“kekeke.. wait for me.”
sigh
“ok.. i will be here then.” in resigned voice. defeated.
“i think she’s almost there too…”
“what? what?!” panic- stricken
“i told her to go. see you! annyeong!”
“noooo.. wait hyung!hyung!” the phone went dead.
“who was it?” jong kook coming out of the kitchen
“jae suk hyung. blabbering nonsense again”
“about what?
at that moment the store’s door bell rang.
“boss, ji hyo- shi is here”
he turned and blinked..and saw her coming over to him.
“oppa!” she waved conspicuously
he was waving back.
“dong hoon ah, what’s with that smile?” uri hyung snickered behind him
he can’t help it.


He gathered all his courage.
His fingers freezed as they do not wanna move.
He sighed. What’s so hard about this. It’s Chuseok. It’s natural to send message like this..Right?
He tried to determine.
His thumb nearly pressed ‘Send’ button.
Once again he hesitated. Another sigh.
He decided to text Jae Suk hyung first.


          Hyung, Happy Chuseok!

While waiting for reply, he erased everything he had been text at the first time.
Tried to make it even more natural. She couldnt be curious !
Jae Suk hyung did not answer the text. Aigoo.
He did not have anything else to do.
So he sent the message to all of Running Man members.
Except her, of course.
He became anxious again as no one answered his message.
His phone rang. He looked at the screen. Oh, Jong Kook hyung.

          Why did you sent this message to Jae Suk first? What am I to you, Dong Hoon-ah?

Wait. How could he know?
God. Dont tell me…
Another replies.
Gary, Gwang Soo.

           Ne. Happy Chuseok too!

They sent an exactly the same replies. How could it be?
Ok. This is not good. He became more anxious.
His phone rang again. Suk Jin hyung. He curled his forehead.
He forgot whether he had texted Suk Jin hyung or not. His memory told him he hadn’t.
Then why the hell Suk Jin hyung text him?
He opened the message with anxiety.

          How could you not text me, Haroro!

Ups. But how could he know about this?
His brain tried to arrange everything. In the moment he realized, another message came.
Oppa, why dont you send me one too? :3
I mean it’s okay to forget about Suk Jin hyung, but..me? Seriously Oppa?
His world crushed. Oh my God, they were gathering somewhere without me! No this cant be happening.
He had absolutely nothing to say. He did not have any idea to replies all those message.
Especially hers.
Once again he looked at the screen, the message from her.
Why she have to be so cute? And what’s with the :3?
She drived him crazy.
He wasted his time too much on this.
They had to be curious why he took a long time to answer.
Right after when he wanted to press ‘reply’, his phone rang again.
Who else it could be? He thought in confuse.
No other option, he chose to opened the message first when he realized Jae Suk hyung had not answer yet.
This is must be from Jae Suk hyung. He opened it. He gasped. Couldnt believe.

           Haha-yah. You make it too noticeable.

Ignored the others message, he replied Jae Suk hyung’s first.

          What do you mean Jae Suk hyung?

Jae Suk hyung replies pretty fast.

          Dont deny. I know about Ji Hyo. We all know.
          We support you, even Gary too.
         Saranghae Dong Hoon-ah.
         Fighting! ♡ 

He startled as world had crush down on him. Then others messages came.
It all same and said : Fighting!
Then another text. It’s her. 

          Why are the other Oppas keep smiling and text you?

3.  (er)

He was standing outside the theater waiting for his date to come out so he could send her home.

And for a moment he thought he saw Ji Hyo (again) near the ticket area. He’s seeing her everywhere. This happen very often now and more so when he’s with other girl.

“Get a hold of yourself. She’s not here. She may be with her boyfriend for all I care.” Shaking his head.

Maybe he shook his head too much because he can see a couple coming towards him and thegirl really looked like her. And he wasn’t still sure until the guy spoke.

“Oh, Ji Hyo isn’t that Haha-shi?” pointing at him.

Ji Hyo who was busy rummaging her bag, looked up and surprise register on her face.

“Ah yeah, oppa.”

Haha blinked. So it is her. And she is with her boyfriend. Something prickled in his stomach.

“Oh you’re here Chang Joo- hyung. Out on a date?” he said humorously to them both. He felt like kicking himself right now.

“Just about. You too?” asked the CEO, smiling

“Seems like he is. And seems like your date has been looking for you” Ji Hyo directing to Haha.
There may be sarcasm on her voice, but he wasn’t sure because she was smiling sweetly and pointing out on the girl who’s calling him from behind.

“Oppa!” the girl rushing toward them.

“Yes. We we’re just about to leave.” He answered them while waving back to the approaching girl.
He looked back at Ji Hyo. She was squinting.

“Annyeong- hasseo” the girl said politely to them, bowing

The couple bowed back.
“This is….ahhh uhm” Haha’s stuck and can’t remember her name.

“Cho Jiyeon” the date said helpfully

They were all smiling at each other. Kinda awkwardly.

Chang Joo broke it by nudging at Haha.

“You lucky guy, she’s pretty.” He meant well.

“Yeah” but he was looking at her and wanting to voice out “You’re luckier”.

“But Ji Hyo- unnie is prettier” said Jiyeon humbly

Haha wanted to voice out his agreement but decided against it. So he just smiled with his eyes on her.

“Aish no I’m plain, might just be the light” Ji Hyo replied, nervously laughing

“You’re the prettiest to me” Chang Joo said to Ji Hyo, wrapping his arms around her

“Hmp. I should be” she answered back, playfully. Knowing too well that Haha’s witnessing this kind of affection… that made her feel kinda queasy.

In between her BF’s arms she glances at him just to find he’s busy listening to what his date is whispering in his ear. She is, surprisingly, didn’t like it.

“So..” She spoke too loudly, successfully making the other couple turn back their attention to them

“What?” Haha replied rather loudly too.

She raised both eyebrows.

“Ah yeah sorry, I think we should go. You’re movie’s gonna start soon too.” Though Haha answered, he still seems to be distracted.

“I was about to say the same. You two have a safe trip.” said the CEO

“Nice meeting you. And Unnie, I’m a fan, especially of the Hahyo siblings” Jiyeon said innocently
Ouch felt the “siblings”.

“Thank you. Take good care of her oppa.” Ji Hyo gazing at him. Hoping her smile didn’t came out forced.

“I will, and you two enjoy the movie.” Haha replied, holding both of their gaze . Hoping his smile didn’t came out forced too.

The couples parted, going on their own ways.
Haha sneaked a peek at the retreating back of Ji Hyo.

If he took a bit more time he would’ve seen Ji Hyo looking back at him too as soon as his head turned away from her.

4. (est) 


The things they really want to say are still in their heart.

As Haha drove and turned on the next corner he had to stop and double-backed as he saw her again. What is wrong with him today, seeing her everywhere? Isn’t she suppose to be inside the theater with her boyfriend? Eating popcorn. Enjoying the movie. Snuggling. These thoughts ram into his mind. Thoughts that he shouldn’t be entertaining.

But there she is as clear as he has seen her awhile ago, standing at the dingy bus stop being conspicuous and all. She looked lost. In a hoodie. Black over all. Bare faced. Blank. Beautiful.

He mentally slapped himself and revved his car unto where she is. No time for second guessing. And he knows there should be no turning back.

She wasn’t able to hide her surprise when suddenly an all too familiar car stop right in front of her. And when the passenger side’s window rolled down she wasn’t sure if she’s relieved or disconcerted to see who’s behind the wheels.

Normally he would’ve scanned the almost empty street of any passerby. Scandals usually start off like this. They couldn’t afford being seen. But he didn’t bother to even glance at the other citizen under the waiting shed. All his attention was on her and worry etched on his face, with puzzlement, gesturing for Ji Hyo to get in. Maybe the meeting still felt surreal for her that when she boarded obediently it’s like being hypnotized.

Out of the city and along the stretch of the Han River they rode on in piercing silence. You’d think they were mute people if not when out of the blue the two blurted out “Why were you there?” at the same time.

It was both the sudden sound and them speaking in sync, that startled Haha. Making him clutch his chest and had Ji Hyo laughing.

He joined her. In embarrassment, his ears turned red.

“You first.” Though he was slightly abashed he was grinning back.

“No, you go ahead, oppa.” she offered. She hasn’t gotten over how jumpy he can be of these little things.

“Alright then.” clearing his throat. “What were you doing there? Alone?” he was suppose to add “And not on a date with your boyfriend?” But he couldn’t make himself say that and he knows she knows what he meant.

“Chang-joo got a call and had to go back to the office. It was an emergency.”

“At this hour?” though possible he wasn’t altogether convinced.

He find it unreasonable, and though he’s looking at the road it shows in his expression. She continued in defense, doubting if it’s for her boyfriend’s sake or hers.

“He didn’t left me if you’re thinking that. One of his driver was suppose to fetch me. Once he went his way I decided I can’t wait and I’d rather go home by myself.”

He tried to absorb this but can’t concentrate. He decided to park on one of those man-made path where people can walk just along river line. He turned off the engine. Save for the calming sound of the water nearby it became quiet inside the car.

He shift from his seat to face her so they could talk properly. But of course it’s not an easy feat for him. Them alone, in this close space, it amazes him he could still breathe.

So he tried to be casual and unaffected. Thoughtlessly, he just blurted out:

“Ya, that’s stupid.”

“Ya?!” she ask indignantly. ” I told you I wasn’t abandoned. It was my call to leave. Can’t an adult decide for herself?” she asked exasperatedly.

She doesn’t quite understand her reaction on a such comment.

“That’s not what I meant. You could’ve hailed a taxi. Haven’t you thought of that? Why would you ride a bus? Pabo- ya” he was smirking

“Ever thought people may recognize you. You’re a celebrity you know.” he explained

“So? I couldn’t care less. I’m not the kind that draws attention. Besides even if I’ll be recognized it’ll be a fleeting moment.”

“Wrong.”

“Right. I can be easily ignored.”

“Wrong again.” He drawls out

“Oh you know better? If you don’t want to believe me, fine. Why do I bother explaining.” She turn away from him, rigid.

He raised his hands in surrender.

“Okay, okay. Sorry. I get it. Let’s drop it. You just wanted to go home by yourself , in your own term. Right?”

She didn’t answer. He patted her shoulder.

She reluctantly face him again. It was only then Ji Hyo realizes she has Haha by herself. She had to inhale deeply, compose herself before speaking.

“Yeah, exactly.”

He kept smiling contagiously.

“What now?”

“You really are headstrong girl.” He said carefully.

“I’ll take that as a compliment.”

“It is.” He meant it. She smiled herself.

He was about to turn the ignition on when Ji Hyo inquired.

“How you did find me? And where is your date?” the last words was hard for her to say.

“Maybe home by now.” He said jokingly.

“Funny.” she said sarcastically . “I thought you’d send her home?”

“I did. On a taxi.”

“Why not drive her home?”

“I don’t have time. I had other better things to do.” He said uninterestingly.

“But you have time driving me home now.” She said bemused.

He didn’t answer.

“Uhmm… Will you go out with her again? She’s nice.” she asked bravely.

“I’m not sure. I wasn’t the best company today you know.” He shrugged.

“Why?”

“Something happened. I got distracted. That’s just it.” He wanted to drop the topic.

She caught on so just asked:

“But How did you even saw me? The street was kinda dark.”

“Like I said a while ago, you are wrong about not drawing attention.”

She looked at him intently. She was still deciphering what he meant by that when he continued.

“I always see you, Ji Hyo. I can recognize you anywhere.” There was a hint of resignation in his voice.

They both fell silent.

Ji Hyo, wanted to respond so badly. But to form the right words suddenly wasn’t easy. And it doesn’t help that lately nothing’s simple between them.

Haha, realizing he shouldn’t have said that tries to decide what else to say when he hasn’t figure out how it happens himself. Or maybe he knows but has to deny because it’s complicated.

“How wouldn’t I with that wide forehead of yours. It’s like a landmark! I can see it from miles away.” he said jokingly, trying to cover u his slip belatedly.

“And you looked so lost I wouldn’t have the heart to just leave you there. Hahahaha” faking a laugh. It died down when Ji Hyo unexpectedly said.

“Like a boat?.” Realization across her face.

“What?”

“A lost boat. I’m a boat..” she carefully repeated

He freezes. How could she…?

“and that makes you the lighthouse.” It was a statement needing confirmation.

They’re both staring at each other now. Searching. Trying to read each other’s thoughts.

Was it pity, regret he sees in her eyes?

Was it assent, hurt in his?

“Ji Hyo… ” he started. “I…”

Suddenly her phone rang.

She chose to ignore it, letting it ring a few times till it stops.

“It’s ok. I’ll just call back.” She told him reassuringly.

Then it rang again, more persistent. This time Haha can’t turn deaf ear.

“You should take that.” Nudging her.

She’s still hesitating when she picked up and answered.

“Hello. Yeah oppa, I’m on my way home.”

Looking apologetic to him she alighted. He sighed, defeated.

She paced back and forth in front of the car, her face slowly contorting to a frown. Then she walked off a little further but still in sight. All the while he watches her, he didn’t notice he’s gripping the steering wheel too tight his knuckles has gone pale.

“Dong Hoon, you’re the stupidest person ever.” scolding himself inwardly.

Reality does bite. And it has found its way to remind him why he hasn’t and shouldn’t pursue her. He is indeed the lighthouse whose roles are to stand sturdy, to illuminate those within reach and to give choice: dock or sail away. But he always knew where he stand. And he’s already chosen for her.
Looking longingly “I’m sorry Ji Hyo. But I am a coward. The worst kind.” he said. With that he started arranging a call.

Still reeling from the phone conversation, Ji Hyo walks back to the car. As she came nearer she saw him looking far out of the river, in deep thoughts. His side profile visible. Nose complementing pouty lips. More visible jaw line. The mole. She was never oblivious of these features. In contrast, admired it always. In secret.

Then he saw her approaching. He alighted the car himself. She wonders what’s going through his head. Because right now hers in a jumble. Her emotions in a fix.

And there he is, waiting for her, looking all solemn. Sad even. Reflecting how she’s feeling at the moment. Or maybe she’s just seeing things because when she was a few steps away his lips breaks to a smile. She replied the same but didn’t quite reach the eyes.

“Who are we trying to convince with this?” She asked herself bitterly. Because she’s not and so is he. Long- winded suffering encased within the walls of pretensions.

“Did I took so long?” she tried to act normal.

“No it’s okay. How is it? He must be worried.”

“Yeah. Sorry for the trouble. Uhmm.. the thing is.. ah… he knows I am here.. and well you know” She seems to be hesitating, looking only at her feet.

“He’s coming here. Is he?” Confirming. She just nodded.

“You didn’t tell him you’re with me right?” Silence means yes.

“That’s good. Good. I was about to tell you I won’t be able to drive you home. Noona called and I have to get to her too.” He lied through his teeth.

“I even called a taxi for you just in case, but now you don’t need it I’ll just cancel it then”

“Okay.. and thank you.”

There was an awkward stretch. Deafening. None dared to open up the words left hanging.

When she finally looked up, their eyes met and they are back to staring at each other.

In almost a whisper, she said “And I am really sorry.”

“I am too.” He said breathlessly.

They really are. For now it’s enough.

Remorse for all unspeakable words. Of all halting regrets. Insolvable dilemma. Unavoidable circumstances. Obvious stance. Foolish situation. Insatiable curiosity.

They were standing so close, almost at touch. How long they stayed that way they didn’t know.
 He watched, from a distance, as she climb unto his car. Appeased she’s safe and be home soon.

“Off you go little boat.” Exasperatedly he called out though he knew she couldn’t hear. Or ever.

“To where you’re supposed to go. “

And as they drove on and out of sight, slowly darkness seems to surround him. If only she knew that he really was the one who was lost. And she’s the light who set him straight. He turned his car and moved the other way.

Their night faded and done, thieving and lost. And so is their moment. Like a bulb being switched off. Like the slow diminishing glow of a dying star. But also like an coal’s ember that won’t be snuffed out easily from within. Sleeping. Waiting. Because feelings kept hidden and unuttered stays as truth. It will penetrate. Treasured inside them, destined to ignite again.

“I love you as certain dark things are loved, secretly, between the shadow and the soul.” -Pablo Neruda


“thanks again unnie” giving back the red beanie

“oh no problem” says Seon ah

“did Haha oppa notice it was gone?”

“yeah he did and actually asked me about it”

“and?”

“well when he saw she’s wearing it he stopped pestering me on where it was”

“hehe i think our plan worked quite well”

“how so?”

“when i handed it to Ji Hyo unnie, she had this vague looked on her face at first, then she readily wore it… 
and with a smile”

“she didn’t ask you anything?”

“no, but she did thanked me”

“what do you know, Haha oppa did thanked me too”

the two cordi exchanged meaningful fit of giggles.


December 25th 2011.

Jihyo merebahkan diri di ranjang, rasanya lelah sekali, bahkan terlalu lelah untuk sekedar melepaskan sepasang boots dari kakinya. Sudah jam 2 dini hari. Ia baru kembali dari melewatkan malam natal bersama keluarganya dan pacar barunya Baek Ju Chang di sebuah restoran elite Italia yang sudah di-booking dari jauh hari oleh pacar CEO-nya itu.

Baru kali ini ia mendapati dirinya tidak semabuk malam-malam natal sebelumnya, biasanya ingatannya hanya sampai jam 12 malam, karena lantaran terlalu mabuk ia selalu lupa bagaimana caranya bisa sampai ke tempat tidurnya dengan kepala pening keesokan paginya.

Akhirnya Jihyo berhasil mengumpulkan tenaganya yang tersisa untuk bangkit mencari remote pemanas ruangan, menaikkan suhunya, lalu menggati pakaian dengan piyama. Dan saat ia memulai ritual perawatan-wajah-sebelum-tidur, pikirannya jatuh ke malam natal tahun lalu yang ia habiskan bersama teman-teman variety show Running man-nya. Mengingat bagaimana Ibu-nya menceritakan aksi heroik Haha menggendong Jihyo yang mabuk berat sampai ke tempat tidur.

Babo..” gumamnya tersenyum masam saat ia membuka laci meja rias dan menemukan hadiah natal kekanak-kanakan dari Haha tahun lalu. Sebuah gelang berjuntai 20 kepala mini Pororo dengan berbagai ekspresi. Dulu saat ia menemukan gelang itu tergeletak bersama sebuah note narsis yang bertuliskan ‘Gelang ini kupersembahkan untuk fans beratku. Merry christmas Drunken Mong Jihyo.’ di meja samping tempat tidurnya pada pagi hari yang dingin di hari natal, ia sangat bahagia. Ia selalu mengenakannya saat Haha tidak dalam jangkauannya. Ia menghela nafas memikirkan betapa bodohnya ia dulu.

Walaupun sudah sangat kelelahan, Jihyo menyempatkan menyalakan ponsel-nya untuk memeriksa berpuluh-puluh pesan ‘selamat natal’ yang masuk dari teman-temannya dan sebuah pesan ‘selamat malam’ dari Juchang. Saat ia sudah mencapai batas kelelahannya membalas pesan-pesan itu, sebuah pesan masuk lagi.

“Sender: Haha-oppa;
Jihyoah”

Pesan itu membuat Jihyo tersentak dan terduduk tiba-tiba seperti tersengat listrik, ‘Jihyoah? Itu saja?’ sergahnya dalam hati, menimbang-nimbang apakah itu hanya sekedar pesan ‘selamat natal’ biasa yg terpotong. Ia menambahkan bantal guling untuk menyandarkan kepalanya, itu yang selalu ia lakukan saat merasa tegang. Rasa kantuk dan lelah, menguap begitu saja.

“Ne Oppa? Merry christmas,” rasa penasaran membuatnya tidak berfikir dua kali untuk membalas pesan itu.

Satu jam berlalu, tidak ada tanda-tanda Haha akan membalasnya. Jihyo bersedekap, “Chogitta, Jihyo-ah” gumamnya menatap nanar langit-langit kamar.

January 1st 2012

Pada malam pergantian tahun, Juchang sedang di luar kota, jadi Jihyo memutuskan ikut ke konser Leessang bersama Jaesuk, Gwangsoo, dan Haha. Setelah itu mereka berpesta semalam suntuk di restoran Gary tanpa Jaesuk yg pamit duluan saat konser usai.

“Hei, berhenti minum! Biar aku mengantarmu pulang!” Jihyo menangkap gelas kaca dari tangan Haha yang sempoyongan.

“Tidak mau!” bentak Haha ketus, merebut kembali gelasnya, “Aku membencimu! Kau tahu? Aku tidak mau melihatmu!”

“Ya! Aku lebih-lebih-lebih membencimu!” Jihyo memandangnya bosan, “Terserah padamu lah! mau minum sampai mati juga terserah!”

Haha membanting gelasnya ke meja dengan keras, membuat jantung Jihyo terasa melewati satu ritme detakan. Ia menatap dalam-dalam mata Jihyo seolah dengan begitu Jihyo bisa mengerti isi kepalanya.

“Oppa, ada apa denganmu?” tanya Jihyo takut-takut, menyadari bahwa sekarang Haha sedang serius.

Haha tidak menjawab, ia hanya merogoh sakunya mencari ponsel lalu menghubungi manajernya, “Aku di restoran Gary, jemput aku sekarang! Di sini membuatku sakit mata!”

Jihyo menahan nafas, ia mengerti maksud di balik kalimat sarkastik Haha itu, Haha ingin sendiri. Jadi sedetik kemudian, Jihyo mengabulkannya.

Selama perjalanan pulang, Jihyo terus mengingat kejadian barusan. Ia tidak habis pikir mengapa Haha jadi sekasar itu. Ya, selama ini  Haha memang sering memperlakukannya kurang baik, tapi Jihyo tahu Haha tidak serius. Entah mengapa kali ini Jihyo merasa perlakuan Haha beda dari biasanya. Jihyo bahkan tidak berani membalas perkataan kasar Haha dengan kepalan tinju-nya seperti yang biasa ia lakukan jika Haha mulai mengganggunya.

Dengan wajah yang masih menerawang, Jihyo mencoba menghubungi Jaesuk, “Jaesuk oppa, belum tidur?”

“Ye, ada apa Jihyo-ya?”

“Begini Oppa,” Jihyo memejamkan mata dan membiarkan dirinya kembali mengingat pandangan sinis Haha padanya, “Haha-oppa terlihat beda setelah konser, kau tahu ada apa dengannya?”

“Oh,” Jaesuk tertegun beberapa saat, “Mungkin ada masalah yang mengganggu pikirannya.”

“Masalah? Bukan tentang aku kan? Dia bilang dia membenciku dan tidak ingin melihatku.”

“Ya mungkin saja.”

“Waeyo? Ottheoke?”

Jaesuk tertawa, “gwenchana.. Dia mengatakan itu sambil mabuk kan? Tidak usah kau pikirkan.”

“Tapi dia menatapku seperti orang yang masih sadar, kau pasti tahu masalahnya kan Oppa?” Protes Jihyo. 

Jaesuk bisa saja memilih untuk tidak berkata jujur, tetapi situasi saat ini memaksanya untuk mengingkari janjinya pada Haha agar terus ‘tutup mulut’.

“Baiklah, baiklah Jihyo. Sebenarnya lebih baik orang yang bersangkutan langsung yang menyatakan hal seperti ini. Tetapi melihat kenyataan yang tidak terduga tiba-tiba terjadi, aku yakin ia tidak akan pernah lagi berfikir untuk menyatakannya,” Jaesuk berhenti sejenak untuk menarik nafas, “Dia, Donghoon, sangat-sangaaaaat menyukaimu.”

Jihyo terkesiap. Kalau bukan manajernya yang menyetir, sekarang ia pasti sudah menginjak rem secara mendadak.

“Setiap saat aku selalu mendorongnya untuk mengungkapkan perasaannya, tapi tetap saja dia terlalu takut,” lanjut jaesuk terdengar prihatin, “Tadi setelah konser dia mendengar kabar tentang kau dan CEO-mu.”

Jihyo mengernyit kaget, tidak mempercayai telinganya, “Apa?”

“Berita itu tidak benar?”

“Bukan begitu,” Jihyo terhenyak kembali di jok mobil “Tapi dari mana dia bisa tahu?”

“Dari Umma-mu.”

“Ummaku?”

“Iya, Aigoo, Umma-mu menghubungi Donghoon untuk memberitahu kalau Umma-mu lebih menyukai Donghoon ketimbang CEO-mu itu.”

***

Jihyo tidak bisa tidur, dada-nya sesak. Kata-kata Jaesuk “Dia, Donghoon, sangat-sangaaaaat menyukaimu,” terus terputar ulang di kepalanya seperti kaset rusak.

Saat jam menunjukkan pukul 4 pagi, Jihyo menerima satu pesan baru.

Sender: Haha-Oppa;
Mianheyo..

Jihyo tertegun, membacanya berulang-ulang kali. Tanpa sadar ia beranjak dari tempat tidur, menuju meja rias, membuka lacinya, mengambil gelang Pororo, dan mengenakannya. Ia tersenyum saat air matanya meleleh. Ia mengingat bangaimana ia mestinya sangat menyukai gelang itu, menyukai Haha. Tetapi ia memutuskan menyimpannya di dalam laci dan menutupnya rapat, berharap perasaannya terhadap Haha juga bisa seperti itu. Tapi sekarang ia sadar, laci itu tidak pernah terkunci, setiap saat ia buka, gelang itu selalu di sana, menunggu.


“Picture perfect memories,
Scattered all around the floor.
Reaching for the phone cause, I can’t fight it anymore.
And I wonder if I ever cross your mind.
For me it happens all the time.”
Her scrapbook is on her lap while she’s sitting on her living room floor.
She’s having a couple of drinks as she can’t seem to sleep. It’s been going on lately.
She decided to pass her time by looking through her collection of pictures from all her TV guestings and appearances.
Most are personally taken by her as a souvenir.
When she got to her RM family she kept staring at this one picture of his.
She remembered how she took it. They were taking a break at that time and he looked rather uncharacteristically solemn.
He was looking at the other way, not at the camera, when she took it candidly. When he realized what she did he just looked at her rather calmly and smiled. She could’ve sworn there was hint of sadness in his eyes.
She just embarrassingly smiled back, her heart all the flutter. And she’s feeling it vividly at the very moment too.
It then dawned on her why she having a hard time sleeping. She wanted to see him rather badly suddenly.
She alternately look at her phone and his photograph on her hand.

“Another shot of whiskey, can’t stop looking at the door.
Wishing you’d come sweeping in the way you did before.
And I wonder if I ever cross your mind.
For me it happens all the time.”
He’s been drinking for over an hour now.. taking his time. Trying to wait for sleep that wouldn’t come.
And her face that keeps popping in his head is not helping.
He wondered how she is right now. Will there be another episode of her barging into his house and bring him to another emotional whirlwind? They haven’t talked properly after that incident.
He detest himself and tried to reject the thought, like it’s what’s the chance that’ll ever happen again.
Then suddenly, his phone rings.

“It’s a quarter after one, I’m all alone and I need you now. Said I wouldn’t call, but I lost all control and I need you now. And I dont know how I can do without, I just need you now.” (Need you now -Lady Antebellum)

“Ji hyo – ah” his voice quivering
“Oppa, can I come over?” her voice sounded the same


“Oppa..”

Her whisper brought him back from the reverie.

“Ne.” He answered softly as he didn’t want to know the answer.

“Otteoke Oppa..” She choked. She started to sob. He tried to look at her.

Her tears were nearly fell. Gosh. He couldn’t stand to see her cry.

“Say something Oppa please..” Now she was really crying.

“I don’t know too Ji Hyo-ah.. I can't think of anything..” He depressed. He couldn’t do anything. He was useless for her.

“Oppa please..”

“Just stop begging me Ji Hyo.. You know right from the start I didn’t do anything. Why you have to come to me like this? You know too I can do nothing.” He sighed.

“Then why you’ve been helping me this past year?” Her eyes filled with tears.

“I just..”

“Stop denying Oppa. I knew it. Just admit it. please…” She was really good at begging. But he.. was really good at denying too..

“No. I know what you are thinking. And I’m not that into you.”

“Then explain me why you’ve been doing it?”

“Doing what?” He started to be mad.

“Could you just admit it?” Seeing her cry was really the hardest thing. His anger was totally gone.

“No.” There was a firm in his voice.

“Okay then. Maybe I’ll just throw away everything we’ve done. Is that what you want?”

He couldn’t say anything. He knew there was his choice. But he didn’t imagine this choice will be considered by her.

“You are not wanting this, right Oppa?”

“Maybe..”

“What’s with the maybe Oppa? I need decision. Just tell me do you want to continue this or not?” There was a long silent. His brain was replaying their memories together. They were really happy back then.
What was really happening? Why it has to be like this right now?

“I dont know yet Ji Hyo ah..”

“I’ll take that as ‘no’. Maybe we just couldn’t make it. I’m going Oppa.” She stood up. He knew there were tears in her eyes.

“Ya, Ji Hyo.. Please stay..” He didn’t know why but seeing her back leaving him was really hurt.

“Why should I stay? You dont want me to be here anyway..”

“But you do want to be here right?” Long silent. Eyes met.

“Not like this Oppa..” She faked a smile. But his eyes couldn’t be lain.

“Look. I’m not worth your tears, okay? I knew you as a capable woman whom I can always depend on. Seeing you sad and cry, knowing that it’s because of me is the worst feeling I’ve ever felt.”

He put his hand in her cheek, wiped her tears slowly.  

“But..”

” I know..” He cut her word.
 
I love you. You are the best thing that ever happen to me. And no one can convince me otherwise..”

she gasped. He looked up, then kiss her on the forehead softly and said,

”..Don’t ever cry again, okay Ji Hyo-ah?Everything is okay as long as I’m here..”

9.  Be Mine [By ELF_911]


 ~Author POV~

"cut", teriak PD yang sedang bertugas diakhir syuting RM.. semua orang bertepuk tangan dan saling menyalami..

"kerja bagus.. terima kasih..", hampir semua member RM menyerukan hal yang sama begitu juga dengan guest dalam episode ini, JYP dan Jung Myung..

member RM mengantar JYP dan Jung Myung hingga ke van mereka masing - masing dan berterima kasih atas kedatangan mereka..

"okay.. sekarang kita mau kemana?? belum pada mau balik kan?? kita jalan - jalan dulu yuk..", seru Jihyo onnie girang..

"hmmm.. bagaimana kalau kita pergi makan dan minum dipinggir pantai??", tanya Jaesuk oppa yang sama antusiasnya dengan Jihyo onnie.. "sudahlah jangan terlalu lama berpikir, aku tahu kalian semua tidak ada jadwal hari ini.. ayo kita brangkat.. naik mobil siapa nie??", lanjutnya..

"bagaimana kau mengetahui jadwal kami hyung??", tanya Gwangsoo oppa penasaran..

"karna aku sedang ingin berkumpul dengan kalian aku sengaja meminta manager kalian untuk mengosongkan jadwal setelah syuting RM, supaya kita bisa have fun bersama.. ada masalah??", jawab Jaesuk oppa sambil nyengir..

tidak ada satupun member RM yang percaya dengan kata - kata Jaesuk oppa, tapi karna mereka memang tidak ada jadwal lagie, mereka ikut dengan Jaesuk oppa.. mereka memakai van yang sengaja dibeli untuk member RM, cukup untuk 7 orang..

"Haha, kau menyetir.. Gwangsoo didepan dengan Haha.. yang lain dibelakang..", perintah Jong Kook Oppa.. 

Haha oppa terlihat keberatan, begitu pula dengan Ji Hyo onnie.. tapi Jaesuk oppa hanya menggelengkan kepala dan menyuruh Ji Hyo naik tanpa membalas..

tanpa bertanya, mereka tetap naik dengan teratur dan mobil pun akhirnya berangkat..

~Ji Hyo POV~

sebelum berangkat, Jaesuk oppa sengaja menelpon restaurant yang kami tuju dan memesan ruangan untuk 8 orang dan private, terpisah dari tamu lainnya.. aku tahu kenapa.. member RM yang tiba - tiba muncul di restaurant beramai - ramai pasti akan menarik perhatian pengunjung disana.. dan mereka tidak akan berhenti hingga mendapatkan gambar maupun tanda tangan.. jadi dari awal kami sudah meminta ruangan yang terpisah.. tapi yang membuatku bingung adalah kenapa dipesan atas nama Ha Dong Hoon dan kenapa 8 orang, kami hanya ber-7.. 

saat sampai kami langsung memesan makanan dan mengobrol ria.. aku sangat merindukan moment seperti ini.. karena lama kami tidak berkumpul seperti ini, apalagie sejak aku dan Haha oppa jadian.. mereka seperti menjauh dari kami..

"okay.. okay.. diam semuanya.. aku tidak tahu kalau kalian setidak percayanya denganku hingga tidak percaya bahwa aku meminta manager kalian untuk mengosongkan jadwal kalian setelah RM..", mulainya dengan tampang kesal yang dibuat - buat.. "tapi ya sudahlah tidak apa - apa.. kalian pasti penasaran kan kenapa kita berkumpul hari ini??", tanyanya membuat kami semua penasaran..

"aku memang tidak percaya sejak awal hyung..", seru Haha oppa disampingku.. sejak kami memasuki ruangan aku belum sempat mengobrol dengan  Haha oppa, karena kedatangan Joongki yang begitu tiba - tiba, jadi aku kaget saat Haha oppa merangkulku saat berbicara dengan Jaesuk oppa..

semua orang mengeluarkan suara tidak senang saat melihat Haha oppa merangkulku.. "hei, jangan pamer kemesraan disini..", teriak Jong Kook oppa..

begitu pula  dengan Joongki, "nuna.. jangan.. jangan Haha hyung..", serunya protes, sehingga kami semua langsung tertawa.. aku tahu dia hanya bercanda..

"okay.. jadi begini.. beberapa hari yang lalu seseorang menelponku dan memintaku untuk mengurus acara ini setelah syuting RM..", saat Jaesuk oppa mulai menjelaskan, ketukan dipintu membuat semua orang menoleh..

"sudah aku saja..", Haha oppa melepas genggamannya dan melangkah kearah pintu.. disana ada seorang pelayang membawa balon yang diikat dengan sekeranjang bunga dibawahnya..


"dan sekarang orang yang meminta aku melakukan semua ini, akan mengatakan beberapa patah kata..", lanjut Jaesuk oppa yang langsung memandang Haha oppa.. semua orang ikut melihat kearah Haha oppa yang masih memegang bunga dan sedang meletakkan sebuah kotak kecil dikeranjang buanga yang sedang ia pegang.. aku tambah bingung..

"baiklah.. pertama.. Jeongmal Kamsahamnida untuk Jaesuk hyung yang sudah merencanakan acara ini.. yang kedua untuk semua teman dan sahabatku yang ada ditempat ini terima kasih sudah datang..", mulai Haha oppa..

tapi dipotong oleh Gary oppa, "ya.. Dong Hoonah.. kenapa kau berbicara dengan bahasa yang sangat formal seperti itu??", tanya Gary oppa..

"masalahnya adalah, aku tidak tahu bagaimana mengatakannya hyung..", jawab Haha oppa.. aku hanya tertawa mendengar jawabannya.. Haha oppa terlihat masam mendengar aku tertawa.. tapi aku tersenyum menyemangatinya..

"begini.. seperti kalian ketahui.. aku dan Jihyo sudah jadian selama 6 bulan..", lanjut Haha oppa tapi kali ini dipotong oleh Gwangsoo, "jeongmal?? wah lama juga y..", katanya..

Haha oppa hanya memberikan tatapan kesal pada Gwangsoo sehingga dia terdiam, lalu Haha oppa pun melanjutkan, "makan malam kali ini, aku yang traktir sebagai ucapan terima kasih atas dukungan kalian semua..", Haha oppa berjalan membawa bunga dan balon itu kearahku.. "Jihyoah Happy 6th months anniversary.. this is for you..", kata Haha oppa..

aku tersenyum menerimanya.. aku langsung mengambil kotak kecil yang Haha oppa letakkan didalam keranjang bunga tersebut yang langsung ditahan oleh Haha oppa.. aku langsung memberengut.. tapi Haha oppa hanya tersenyum dan berlutut dihadapanku.. semua orang langsung terkesiap melihat tingkah Haha oppa..

"Jihyo-ah.. member RM pernah bertanya padaku, kapan aku akan menikah.. aku bilang aku akan menikah beberapa tahun lagie atau waktu aku sudah tidak sabar untuk memanggilmu istriku.. ternyata menunggu beberapa tahun lagie sangat tidak masuk akal bagiku.. jadi, Song Ji Hyo maukah kau menikah denganku??", Haha oppa membuka kotak kecil yang tadi dia selipkan ke dalam keranjang bunga.. ternyata dua buah cincin..

aku menutup mulutku tidak mampu menjawab.. begitupun yang lain yang tiba - tiba terdiam.. "iya oppa..", jawabku setelah berdiam lama.. 

semua orang langsung bersorak gembira.. senyum Haha oppa langsung mengembang.. Haha oppa memelukku setelah memasangkan cincinku..

"Cium.. Cium.. Cium..", teriak semua orang.. aku dan Haha oppa memberikan tatapan kesal pada mereka, sehingga mereka semua terdiam.. tapi Haha oppa langsung menciumku saat aku melihat kearahnya.. semua orang langsung menggila..



Jihyo dan Haha memasuki mobil sambil bergandengan tangan. Keduanya tampak sangat bahagia. Pikiran Jihyo melayang pada kenangan saat ia muncul sebagai guest di Running Man.  Bagaimana kemudian ia menjadi member tetap, yang separuh episode ia habiskan dengan bertengkar dengan Haha. Jihyo tertawa.

Wae? Apanya yang lucu?” Haha tampak tersinggung dengan tawa mendadak Jihyo.

“Aku hanya tidak menyangka bisa menikah denganmu.”

Haha menyeringai sinis, “Aigoo, Aku tahu. Aku tahu. Banyak wanita di luar sana yang mengantri untukku. Kau saaangat beruntung bisa terpilih.”

Jihyo menyipit tidak percaya, melepas genggaman tangan Haha dengan kasar. Haha tertawa, Gemas dengan tingkah wanita yg baru setengah jam menjadi istrinya itu, Haha kemudian mengecup pipinya dan berbisik, 

Saranghae.”

Jihyo memandangnnya bosan, “Aku tahu. Aku tahu. Everybody loves me. Kau beruntung bisa menikah denganku.”

Kali ini Haha yang melepas rangkulannya, “Kau pintar sekali meng-copy kata-kataku!”

Wae? Wae? Wae?”

Mereka mulai mendorong satu sama lain, tidak menyadari supir yang sedari tadi mengintip mereka dari kaca spion, “Pasangan yg aneh,” gumamnya menahan tawa.

11. Sekarang?? [By : ELF_911]

~Jaesuk POV~

"ada apa ini??", seruku saat memasuki ruangan bersama dengan Jong Kook dan Gwangsoo..

"silahkan duduk..", seru PD sambil menunjuk meja bundar yang dikelilingi 6 buah kursi.. salah satu kuris diisi oleh salah seorang PD..

"silahkan duduk..", kata PD yang sudah duluan duduk dikursinya..

dengan tampang bingung kami bertiga duduk.. tidak lama kemudian Gary dan Suk Jin hyung juga sampai.. saat mereka duduk, "loh kok kursinya sudah pas.. bagaimana dengan Haha dan Jihyo??", tanyaku..

"baiklah.. karena kalian semua sudah berkumpul, saya akan memberikan misi kalian untuk hari ini..", kata PD sambil menyodorkan sebuah kartu..

untuk merayakan pernikahan dua orang member RM yang baru kembali dari bulan madu..
kita akan memberikan pesta yang layak untuk mereka..
tugas kalian adalah mengumpulkan bahan - bahan persiapan pesta, 
memesan tempat dan menyiapkan segalanya..

"jadi.. misi kami hari ini adalah memberikan pesta untuk mereka berdua??", tanyaku..

"benar.. tapi.. mereka berdua tidak tahu.. dan tugas mereka adalah mencabut nametag kalian.. misi kalian dianggap selesai bila semua persiapan sudah beres..", jawab PD-nim..

"kalian harus melakukan 5 hal dibawah ini.. pertama memesan tempat, tempat tersebut harus cukup untuk anggota, keluarga dan crew RM.. kedua adalah memesan kue pengantin dan membawanya ke tempat acara, kue itu harus bertingkat 7 sesuai dengan banyaknya anggota RM.. ketiga, kalian harus menghubungi paling sedikit 20 keluarga dan teman terdekat untuk datang keacara ini, mereka harus muncul tepat waktu.. keempat, menyiapkan dekorasi untuk pesta.. dan terakhir kalian akan dipasangi dengan GPS.. paling tidak harus ada 1 dari antar kalian yang tetap hidup hingga waktu yang ditentukan.. kalian mempunyai waktu 7 jam untuk melakukan itu semua..", jelas PD-nim panjang lebar dan sejelas - jelasnya..

setelah penjelasan selesai, kami semua langusng menuju ke 5 mobil yang disiapkan untuk kami..

"baiklah.. kita bagi menjadi 2 tim.. tim dekorasi dan tim kue pengantin.. tim dekorasi akan mendekorasi tempat dan menghubungi 13 orang yang terpikir oleh kalian untuk bisa datang.. tim kue akan mencari kue pengantin yang dapat selesai dalam waktu cepat lalu menjemput orang.. ada pertanyaan??", tanya Jong Kook setelah penjelasan yang sudah berdua bicarakan tadi..

"dimana kita akan menggelar pesta tersebut dan kenpa cuma 13 orang yang dihubungi??", tanya Gary..

"kita akan menggelar pesta di restaurantnya Haha dan 7 orang lainnya adalah orang tua Haha dan JiHyo serta Joongki, Lizzy dan sahabat Haha.. ada pertanyaan lain??", jawabku..

"pembagiannya??", tanya Gwangsoo pendek..

Jong Kook dan aku saling pandang.. "Suk Jin hyung dan Gwangsoo akan mendekorasi tempat dan menghubungi orang - orang.. aku dan Jong Kook akan mencari kue, sementara Gary akan menjemput orang - orang yang dekat dengan Haha..", jelasku.. semuanya mengangguk dan langsung masuk kemobil..

"Gwangsoo.. Suk Jin hyung", panggil Jong Kook..

"ne..", seru mereka berdua..

"Gwangsoo, kau dan Suk Jin hyung pergi dulu ke tempat Joongki, jemput dia dan jelaskan keadaan sekarang.. lalu minta Joongki untuk menjemput orang yang menurut dia dekat dengan Jihyo.. kau dan Suk Jin hyung memakai mobil Suk Jin hyung untuk membeli peralatan pesta dan langsung menuju ke restaurant.. ingat parkir mobil kalian jauh dari restaurant, karna GPS biasanya ditaruh di bagasi mobil.. arraseo??", jelasku panjang lebar..

mereka berdua hanya mengangguk dan langsung menuju mobil masing - masing..
====================================================
~Author POV~

sementara member RM yang lain sedang sibuk dengan persiapan mereka, pasangan HaHyo yang baru kembali dari bulan madu mereka sampai di Incheon.. keduanya terlihat senang hingga sebuah amplop disodorkan kepada mereka..
====================================================
~Haha POV~

"apa ini??", tanyaku saat keluar dari Pintu Kedatangan..

"misi kalian..", jawab PD-nim..

"SEKARANG??", teriak kami berdua kaget.. 

selamat datang kembali..
misi kali ini kalian harus mencabut nametag anggota RM lainnya..
kumpulkan petunjuk hadiah pernikahan kalian dalam setiap clue yang menempel
di nametag member RM lainnya..

"hadiah pernikahan??", tanyaku bingung..

"kami sudah menyiapkan hadiah pernikahan untuk kalian berdua.. tapi lokasinya tersembunyi dalam nametag member RM lainnya.. untuk menemukan mereka, kami akan memberikan alat pelacak GPS kepada kalian.. semoga beruntung..", PD-nim mengakhiri penjelasannya dengan memberikan kunci mobil kepada kami berdua..

"berapa banyak waktu yang kami punyai??", tanya Jihyo.. tidak salah memang dia disebut ACE.. 

"karena pesawat kalian terlambat 4 jam, kalian hanya mempunyai waktu 3 jam lagie..", jawab PD-nim.. kami berdua langsung berlari mencari mobil yang akan kami pakai..

perlu lebih dari 30 menit untuk menemukannya, belum lagie harus menaruh koper didalam bagasi.. akhirnya kami bisa duduk dengan tenang dan mengantri keluar dari bandara 45 menit kemudian.. 

"oppa.. lokasi member RM semuanya terpisah jauh.. yang mana dulu??", tanya Jihyo sambil menyodorkan GPS yang menampilkan lokasi member lain lengkap dengan nama diatasnya..

"yang paling dekat dengan kita adalah Gwangsoo.. kita incar yang itu dulu..", jawabku..
====================================================
~Author POV~

dalam perjalanan menuju tempat Gwangsoo oppa atau lebih tepatnya Joongki oppa karena Joongki  oppa memakai mobil Gwangsoo oppa, Haha oppa dan Jihyo onnie terjebak macet kurang lebih 1 jam..
sementara member lainnya sedang berusaha untuk menyelesaikan tugas mereka secepat mungkin..
====================================================
~Jaesuk POV~

"baiklah kerja bagus semuanya.. sekarang kita tinggal menunggu..", kataku sambil menghitung tamu yang sudah hadir.. "loh sudah semuanya??", tanyaku padaku Suk Jin hyung..

"sudah.. sekarang tinggal menunggu mereka datang..", jawab Suk Jin hyung..

"baiklah.. tugas hari ini bisa dibilang sangat mudah.. dan waktu mereka habis dalam 15 menit lagie.. dimana ya mereka??", seruku bingung..
====================================================
~Author POV ~

sementara para member lainnya menunggu dengan tidak sabar Haha dan Jihyo, mereka berdua sebenarnya sudah didepan daritadi.. menunggu hingga waktunya mereka masuk.. 15 menit lagie..

saat mereka terjebak macet, mereka memutuskan untuk mengincar Suk Jin oppa yang dari tadi tidak bergerak dari tempatnya, sementara member yang lain terus bergerak..

saat itulah mereka sadar apa hadiah yang akan diberikan oleh RM kepada mereka.. di restaurant Haha oppa, sudah ada orang tua mereka, sahabat - sahabat mereka dan juga crew yang saling membantu menghias restaurant supaya lebih wah lagie.. jadi..

"oppa ayo kita masuk.. waktu kita sudah lewat..", seru Ji Hyo onnie..

kedatangan mereka berdua disambut meriah oleh semua member, keluarga, sahabat dan crew yang ada disana..

pesta terus berlangsung hingga akhirnya semua tamu dan crew akhirnya pulang dan meninggalkan member RM..

"hyung gomapseumida untuk pestanya..", Haha oppa berkata sambil menjabat tangan Suk Jin oppa, Jae Suk oppa, Jong Kook oppa dan Gary oppa, "gomawo..", katanya lagie sambil menjabat tangan Gwangsoo dan Joong Ki..

Ji Hyo onnie bahkan menangis terharu saat berterima kasih pada member RM lainnya.. Jong Kook oppa langsung memeluknya, "hei kenapa kau menangis?? ini untuk kalian berdua.. jadi kalian harus berbahagia.. arraseo??", serunya sambil menghapus air mata Ji Hyo onnie..

tiba - tiba terdengar suara seseorang batuk dibelakang Jong Kook oppa dan Ji Hyo onnie.. "hmm.. hyung.. istriku mau dipeluk sampai kapan??", tanya Haha oppa dari belakang..

semua orang langsung tertawa mendengar kata - kata Haha oppa.. bahkan Haha oppa sendiri pun langsung tersenyum..
====================================================
ini kedua kalinya aku copy FF orang lain [terima kasih untuk FF-nya terutama TAGALOVE..]  dan pertama kali nyatuin 11 FF sekaligus menjadi 1 cerita utuh.. mudah - mudahan kalian semua suka.. kalau mau baca FF asli di tempat aslinya silahkan click nama FF disetiap awal FF tersebut, akan langsung dibawa ke tempat FF aslinya..

mohon kritik dan hinaannya ya chingu..
kalo bisa ngisi colom Reaction di bawah.. Gomapgo..

Jeongmal Kamsahamnida..
God Bless..